USAID Hibahkan US $ 1,38 Juta untuk RI

United States Agency for International Development (USAID) memberikan hibah kepada pemerintah Indonesia sebesar 1,38 juta USD. Hibah itu bertujuan untuk peningkatan di tingkat sekolah dasar atau Decentralized Basic Education (DBE 2) sampai Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi atau Active Learning for Higher Education (ALFHE).
”DBE 2-USAID dan ALFHE bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia, melalui pelatihan guru dan peningkatan lingkungan belajar di sekolah,” ujar Chief of Party DBE 2 Michael Calvano usai acara pembukaan Seminar Nasional Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi atau Active Learning for Higher Education, di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Senin (5/7).
Melalui program pelatihan untuk dosen dan guru itu, USAID telah mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi untuk mengumpulkan dan melaporkan data dengan berbagai indikator untuk menelusuri masukan, kegiatan, produk, dan pencapaian proyek. Pada tahun 2009, dari 7 provinsi dan dari dua peserta proyek, sekolah yang mengikuti pelatihan ada 1.075 sekolah dan kepala sekolah, 14.484 guru, dan 231.123 siswa.
Evaluasi USAID itu meliputi peningkatan belajar siswa atau mahasiswa, kinerja guru, kinerja kepala sekolah, lingkungan belajar, dan persepsi atau kepuasan pemangku kepentingan. “Dari waktu ke waktu evaluasi ini tidak hanya menggambarkan kemajuan sekolah binaan, tapi juga memberikan gambaran tentang pendidikan di Indonesia secara keseluruhan,” ucap Calvano.
Dari hasil evaluasi USAID, setelah adanya pelatihan guru di sekolah dasar, persentase semua siswa kelas 3 dan 6 yang mencapai kompetisi bidang studi dinilai mencapai atau melebihi standar minimal bidang studi Bahasa Indonesia dan IPA di akhir tahun ajaran. Peningkatan nilai untuk mata pelajaran IPA baik kelas 3 dan 6 SD mencapai 86 persen. Peningkatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD mencapai 95 persen, sementara untuk kelas 6 mencapai 79 persen.
“Namun, hasil evaluasi hasil belajar Matematika rendah, siswa yang nilainya melebihi kompetensi jauh sekali persentasenya, di bawah 8 persen,” ucap Calvano.
Untuk hasil kinerja guru, USAID menilai persentase guru di bawah binaan USAID yang memenuhi standar kompetensi dinilai masih tetap tinggi, sebanyak 84 persen guru sudah memenuhi kompetensi.
Pada 2008/2009, sebanyak 67 guru di kelas binaan USAID sudah mulai menunjukkan salinan rencana pembelajaran mereka dibanding guru yang tidak termasuk binaan yang hanya 7 persen. “Karena mereka juga sudah menerapkan metode belajar interaktif,” cetus Calvano.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso mengatakan, pembelajaran aktif atau sering disebut student center learning adalah metode untuk meningkatkan proses pembelajaran. “Bagaimana membuat proses pembelajaran itu lebih berpusat kepada mahasiswa yang aktif,” jelasnya. [source: republika.co.id]
Read More...
 
Copyright (c) 2010 Blogger templates by VLC Player