Stop Kekerasan di Sekolah

detikcom – Jakarta. Maraknya kekerasan yang dilakukan pelajar dinilai sebagai kegagalan negara untuk menjaga hak-hak anak dari kekerasan. Oleh karena itu Menteri Pendidikan Nasional harus bertanggung jawab agar tidak ada lagi kekerasan di sekolah.
“Kalau melihat UU Perlindungan Anak, sudah jelas pemerintah harus bertindak. Karena ada amanat yang memerintahkan lingkungan sekolah harus jauh dari kekerasan. Oleh karena itu Mendiknas harus bertindak tegas,” ujar Sekjen Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait.
Hal ini disampaikan Arist usai pembukaan acara Baku Sapa di Tugu Proklamasi, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2008).
Arist juga menyayangkan pihak sekolah yang membiarkan kekerasan terjadi di sekolah sehingga pelajar menjadi korbannya.
Karena itu Arist meminta pihak sekolah dan pemerintah untuk membubarkan semua bentuk kekerasan. “Membubarkan kekerasan yang sudah menjadi tradisi di sekolah merupakan tindakan preventif,” tandasnya.
Read More...

Krisis Finansial Akibat Hukuman Tuhan


Para pemimpin Iran menyatakan krisis finansial global merupakan pertanda berakhirnya kapitalisme, kegagalan demokrasi liberal dan hukuman Tuhan karena telah melupakan-Nya. Seluruh kejadian ini merupakan tanda keunggulan model politik republik Islam itu, kata mereka, seperti dilaporkan AFP. “Krisis finansial akan menjadi isyarat Tuhan bahwa “kaum penindas dan korup akan digantikan dengan kesalehan dan orang yang beriman,” ujar presiden Iran Ahmadinejad sambil menambahkan bahwa “sistem perbankan syariah akan membantu kita bertahan dari krisis ekonomi saat ini”.

Sementara itu, Ayatullah Khameni menyambut “kemenangan revolusi Islam” dalam menghadapi ideologi Marxis dan liberal. “Kini tak ada jejak Marxisme di dunia dan bahkan liberalisme kini menyurut,” kata pemimpin sangat berpengaruh itu. “Ajaran Marxisme telah ambruk dan suara meletusnya demokrasi liberal Barat kini terdengar,” kata pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Senin, menceritakan kembali nasib Uni Sovyet.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang berhaluan keras, yang mendapat dukungan Khamenei, menyatakan Selasa bahwa “krisis tersebut merupakan akhir kapitalisme.” Keyakinan semacam ini dapat dirunut kembali ke cita-cita revoilusi Islam pada 1979, yang berusaha dibangkitkan kembali oleh Ahmadinejad sejak ia berkuasa pada 2005. Presiden Iran itu, yang tak pernah sedikit pun melewatkan kesempatan untuk mengecam “kemunduran” Barat sejak terpilih sebagai presiden Iran, telah memanfaatkan parahnya krisis global untuk menyampaikan berbagai pendapatnya.

Pemerintah Iran juga memandang konsep demokrasi dan hak azasi manusia sebagai “alat imperialis” untuk menguasai negara lain. Iran beruntung pasar sahamnya tak terpengaruh dengan jatuhnya bursa di negara-negara tetangganya di kawasan Teluk. Stabilitas itu dikaitkan dengan absennya para investor asing dan cekaman kuat pemerintah atas kegiatan ekonomi. (sumber: NU Online)
Read More...

Pendidikan Itu...

Pendidikan itu bukan sekedar mengajarkan huruf dan angka. Pendidikan adalah arah bagi peta buta, cahaya di balik kegelapan dan jalan menuju masa depan. Menuntut ilmu setinggi-tingginya dan memiliki masa depan cemerlang adalah impian semua orang. Tak peduli kaya atau miskin, orang kota ataupun wong ndeso, semua butuh pendidikan.

Permasalahannya adalah belakangan ini biaya pendidikan terus membumbung. Banyak orangtua tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diberikan pemerintah ternyata tidak cukup mampu untuk menekan sekolah agar tidak melakukan pungutan (SPP) kepada siswa-siswinya, terutama untuk jenjang pendidikan SMP/MTs.


Bagaimana mungkin mutu sumber daya manusia Indonesia masa depan akan unggul, jika sekarang mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik….[]
Read More...
 
Copyright (c) 2010 Blogger templates by VLC Player